SUKHMANI SAHIB

Vinneka Tunggal Eka 

  Astapadi 4

SELOKA

-         Wahai manusia yang tidak berharga, tidak berpengetahuan dan tidak memiliki kebajikan, ingatlah akan Tuhan.

-         Ingatlah Tuhan Pencipta dirimu, Yang akan selalu menyertai dan membimbingmu di dunia ini dan di dunia yang akan datang.

 

ASTAPADI

-         Wahai manusia, ingatlah dan renungkanlah setiap kehebatan dari Tuhan Yang Teramat Indah ini,

-         (Renungkanlah) dari sumber apakah dikau ini diciptakan. Ia (Yang Maha Esa) telah menciptakanmu (begitu indah) sesuai dengan apa adanya dikau pada saat ini.

 

-         (Ingatlah Tuhan), yang telah menciptakanmu, membentukmu dan merencanakanmu;

-         Yang melindungi (mengayomi)mu di dalam api rahim (ibumu).

 

-         Yang menyediakan susu di kala engkau masih bayi;

-         Yang memberimu makanan, kenyamanan dan kepandaian di kala engkau masih muda.

 

-         Yang memberikan keluarga kepadamu di kala engkau menjelang tua;

-         Dan menyuapimu, (karena dikau sudah tua-renta) sambil menyandarkan dirimu (dengan disanggah keluargamu).

 

-         Orang yang tidak berterima-kasih dan tak berharga ini tidak pernah menghargai semua anegerah ini;

-         (Guru) Nanak (bersabda), wahai Tuhan, maafkanlah dia ini agar ia dapat mencapai pengetahuan yang sejati (di kemudian hari).

 

-         (Wahai manusia, jangan lupakan Tuhan) Yang karena kebaikanNya engkau dapat hidup secara nyaman di dunia ini.

-         Bergembira-ria dengan anak-anak, saudara-saudara, teman-teman dan istrimu.

 

-         Dengan kebaikanNya dikau bisa meneguk air yang sejuk;

-         Dan angin yang lembut, dan api yang tidak tertara harganya datang melayanimu.

 

-         Dengan kebaikanNya dikau menikmati semua bentuk kesenangan;

-         Dan hidup dengan mendapatkan segala kebutuhan kehidupanmu.

 

-         Jangan melupakan Tuhan yang telah memberikan dikau tangan, kaki, telinga, mata dan lidah.

-         Mengapa dikau melupakannya dan mengikat dirimu dengan yang lainnya?

  

-         (Aduh)! Orang yang bodoh dan buta ini telah terjerumus ke dalam dosa-dosa.

-         (Guru) Nanak (bersabda), wahai Tuhan, selamatkan mereka dari dosa-dosa ini.

 

-         Tuhan Yang melindungi manusia dari permulaan ia lahir sehingga masa akhirnya;

-         Tetapi orang yang bodoh tanpa pengetahuan tidak mencintaiNya.

 

-         Dengan berbakti kepadaNya ia bisa mendapatkan sembilan bentuk harta;

-         Tetapi orang yang bodoh tidak menambatkan pikirannya denganNya.

 

-         Tuhan selalu hadir (dengan setiap manusia);

-         (Tetapi) orang yang buta itu berpikir bahwa Tuhan itu jauh adanya.

 

-         Dengan memuja Tuhan, orang ini mendapatkan kehormatan di mahkamahNya;

-         Tetapi orang bodoh ini malahan melupakanNya.

 

-         Manusia selalu dan selalu melakukan berbagai kesalahan;

-         (Guru) Nanak (bersabda), Tuhan Yang Tak Terterangkan ini adalah Pengayom Semuanya.

 

-         Manusia menyia-nyiakan permata (Nama Tuhan) dan lebih mencintai kulit kerang mutiaranya (keduniawiaan ini).

-         Ia meninggalkan yang asli dan menelan yang palsu.

 

-         Apapun benda yang harus ditinggalkannya di dunia ini, malahan dikiranya bersifat kekal;

-         Apa yang seharusnya terjadi (yaitu kematian) diperkirakannya tidak akan pernah terjadi.

 

-         Manusia bekerja keras untuk mendapatkan sesuatu yang harus ditinggalkannya kelak;

-         Dan ia menyia-nyiakan Tuhan Yang Maha Membantu, Yang bersemayam di dalam dirinya.

 

-         Manusia mencuci kotoran-kotoran yang menempel di sandalnya;

-         Tetapi ibarat seekor keledai ia selalu senang berguling-guling dengan debu (tanah).

 

-         Orang yang berdosa telah jatuh ke sumur yang amat gelap dan menakutkan;

-         (Guru) Nanak (bersabda), Wahai Tuhan Yang Maha Pengampun, bebaskanlah ia

 

-         Sang penyandang dosa nampak sebagai manusia biasa; tetapi tindakan-tindakannya menyamai seseorang yang ganas.

-         Ia menipu orang-orang lainnya dengan wajahnya yang palsu setiap pagi dan petang.

 

-         Ia menyandang ikatan agama, tetapi di dalam dirinya terisi kekotoran-kekotoran sang Maya (ia lebih cinta yang bersifat duniawi).

-         Sebanyak apapun ia mencoba, ia tidak dapat menyembunyikan dosa-dosa dan wajahnya yang palsu.

 

-         Di luar ia mempraktekkan ibadah, meditasi, dan pencucian raga (dengan air suci).

-         Padahal hatinya seserakah seekor anjing.

 

-         Di dalam hatinya terdapat api keserakahan, padahal ia menggosokkan abu suci ke seluruh badannya (agar terlihat sebagai seorang suci).

-         Terdapat seonggokan batu (beban-beban dosa) terikat di lehernya, bagaimana ia dapat berenang mengarungi samudra dunia ini (yang tidak terjangkau kedalamannya)?

 

-         Barang siapa memiliki Tuhan yang bersemayam di dalam dirinya;

-         Maka orang ini akan terserap ke dalamNya, demikian (sabda) (Guru) Nanak.

 

-         Bagaimana mungkin seorang buta (penyandang dosa yang gelap jalan pikirannya) dapat mencari jalannya hanya dengan mendengarkannya saja tentang jalan tersebut?

-         Wahai Tuhan, tuntunlah tangannya, supaya ia bisa mencapai tujuan hidupnya.

 

-         Bagaimana mungkin seorang tuli dapat mengerti akan teka-teki?

-         Seandainya dikau berbicara tentang malam hari kepadanya ia akan berpikir tentang pagi hari.

 

-         Bagaimana mungkin seorang bisu dapat menyanyikan nada-nada lagu?

-         Walaupun ia berusaha, suaranya akan tetap sengau.

 

-         Bagaimana mungkin seorang yang cacat kakinya memanjat gunung?

-         Ia tidak akan pernah sampai ke sana.

 

-         Pada tahap tersebut, seorang yang putus asa harus memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa, Yang adalah Samudra Pengampunan seperti berikut:

-         “Daku hanya mampu mengarungi samudra kehidupan ini dengan kasih-sayangMu semata”, (demikian nasihat Guru Nanak).

 

-         Tuhan Yang Maha Penolong, Yang hidup di dalam setiap manusia, tidak pernah diingat olehnya.

-         Ia sebaliknya musuhnya (Sang Maya, ilusi duniawi).

 

-         Sang manusia ini hidup di rumah yang terbuat dari pasir.

-         Ia senantiasa sibuk dengan kesenangan, rekreasi dan kenikmatan-kenikmatan dari Sang Maya.

 

-         Ia merasa teramat yakin (di bawah pengaruh Sang Maya) dan senantiasa berpikir bahwa ia tak akan pernah mati.

-         Dan pikiran tetang kematian tidak pernah singgah ke dalam benak pikirannya.

 

-         Sang penyandang dosa ini mencintai pembalasan dendam, bersifat kasar,

-         Nafsu kemarahan dan keduniawian, kepalsuan, perbuatan-perbuatan yang bersifat penuh dengan dosa, keserakahan dan pemalsuan (penipuan).

 

-         Dengan cara ini ia telah melalui berbagai kehidupan (dan kematian).

-         (Guru) Nanak (berdoa), Wahai Tuhan selamatkanlah ia dengan kasih-sayangMu.

 

-         (Wahai Tuhan), Dikau adalah Maha Penguasa, daku menghanturkan permohonan ini kepadaMu.

-         Sang jiwa dan raga semuanya adalah milikMu.

 

-         Dikau adalah ayah-bunda kami dan kami ini adalah anak-anakMu.

-         Atas kasih-sayangMu kami telah menerima kenikmatan yang teramat banyak.

 

-         Tiada seorangpun yang tahu akan batas-batasMu.

-         DiKau adalah yang Termulia diuntaian antara yang dimuliakan.

 

-         Setiap cintaan tersimpul di taliMu (ditunjang oleh hukum dan kaidah yang ditetapkan oleh Tuhan YME).

-         Apapun yang telah Dikau ciptakan, selalu bergerak dan bekerja sesuai dengan kehendakMu.

 

-         Hanya Dikau semata yang faham akan keberadaan dan batas-batasMu.

-         (Guru) Nanak (bersabda), budakmu ini selamanya berkorban untukMu.

 

 

 

Kembali ke daftar isi Sukhmani Sahib        Kembali ke halaman induk Shanti Griya