KEBEBASAN BERTINDAK (AKSI)

Vinneka Tunggal Eka                      DAN BELENGGU REAKSI

 

Di Bhagawat-Gita Sri Krishna bersabda : “Karmanye Wadhikaraste Ma Falishu Kadachana “. Yang berarti  “Dikau seyogyanya bekerja tanpa pamrih”, namun banyak yang salah mengartikan sloka ini. Mereka merasa boleh bekerja dan bertindak apapun juga tanpa suatu inisiatif, harapan maupun hasrat untuk menghasilkan apapun juga (Contoh : imbalan, gaji, honor, hadiah, dst.). Interpretasi semacam ini salah besar. Secara duniawi siapa yang mau bekerja, berdagang, dsb. tanpa mendapatkan imbalan ? Hanya pencuri dan perampok yang mau demikian, yaitu tanpa diganjar hukuman untuk pekerjaan yang mereka lakukan.

Manusia berhak untuk mendapatkan imbalan dari berbagai pekerjaan jujur yang dilakukannya demi lestarinya kehidupan ini. Yang disebut sikap non-pamrih adalah merasa cukup dengan apa adanya tanpa melakukan upaya-upaya yang jahat, destruktif dan merugikan diri sendiri maupun orang lain. Sewaktu sesorang puas akan status, posisi, pekerjaan dan jumlah harta benda dan keluarga yang dimilikinya tanpa protes ke Hyang Maha Esa, ia disebut sebagai seorang manusia non-pamrih, bukan ia yang mengemis terus menerus ke Tuhan untuk ini dan itu tanpa habis-habisnya. Bhagawat-Gita mengajarkan kita agar mengendalikan jiwa raga dan pikiran kita, bukan menghentikan setiap kegiatan kita sehari-hari, karena menghentikan semua tindakan kita berarti mati total.

Pengendalian diri secara bijak dan non-pamrih akan menghasilkan jalan ke arah kesadaran Bhagawatham (Ilahi), terus melaju ke arah moksha (bebas dari segala ikatan duniawi), yang dapat terjadi bahkan pada saat kita masih hidup di dunia ini, masih bernafas dan berkarya.

\

 

Kembali ke daftar isi Teori Hukum Karma        Kembali ke halaman daftar isi Sastra