ILMU JAMBU

Vinneka Tunggal Eka                          

 

Di Shantigriya, kami mengajarkan ilmu jambu sesuai dengan ajaran guru Niskala kami : Konon pada suatu saat datang seorang sishya ke seorang guru. Dengan rendah hati sang sishya memohon agar sang guru mengajarkan akan teori karma kepadanya. Oleh sang guru sishya tersebut diminta untuk menanam sebutir biji jambu klutuk di halaman ashram, kemudian ia diminta kembali setelah lima tahun.

Lima tahun berlalu dan sang sishya kembali ke gurunya. Oleh guru sang sishya dipersilahkan melihat biji jambu yang pernah ditanamnya lima tahun yang lalu, kemudian melaporkan kepada sang guru apa saja yang telah terjadi selama ini dengan tanaman tersebut. Sejenak kemudian sang sishya kembali dan melaporkan bahwa telah tumbuh sebatang pohon jambu yang amat sehat, kokoh dan berbuah amat lebat.

Sang guru : “Apa saja yang telah dikau fahami mengenai pohon jambu tersebut?”

Sishya : “Pohon tersebut telah tumbuh subur dan penuh dengan buah jambu yang ranum.”

Sang guru : “Baiklah kalau begitu, harap kembali lagi setelah lima tahun.”

Sishya ini kebingungan, namun tidak berdaya menolak sang guru, iapun pergi ke desanya dan kembali lima tahun kemudian. Dengan welas asih sang guru berkata : “Coba kembali amati pohon jambu yang telah dikau tanam. Amatilah fenomena pohon ini secara cermat, apa saja yang telah terjadi dengan pohon ini dan apa dampak pohon tersebut ke lingkungan kita. Tidak perlu cepat-cepat, habiskan beberapa hari kalau perlu untuk mengamati pohon ini”. Sekali ini sang sishya secara berhati-hati mengamati pohon tersebut selama beberapa hari, kemudian penuh dengan kebijaksanaan ia kembali ke sang guru.

Sang guru : “Apa saja yang telah dikau amati dan pelajari selama ini ?”

Sishya : “Aku telah menemukan sebuah fenomena yang amat menakjubkan. Sepuluh tahun yang lalu aku menanam sebutir jambu, yang ternyata telah dipelihara dengan baik dan dipupuk oleh para bhakta di ashram ini. Ternyata pohon tersebut telah tumbuh kekar dan berbuah amat banyak. Pohon ini sendiri dikunjungi oleh pencuri dan juga para bhakta yang menikmati dan menghaturkan buah jambu sebagai sesajen di ashram guru. Lebih dari itu, tidak terbilang banyaknya para pengunjung pohon ini seperti burung, semut, kupu-kupu dan sebagainya. Lebih dari itu, seluruh desa di sekitar ini ternyata juga telah menanam buah jambu ini dan pohon-pohon yang ranum telah tersebar di mana-mana. Yang kutanam hanya sebutir biji jambu, namun yang kulihat saat ini tidak terhitung kesinambungannya, dan entah sampai kapan lagi semua fenomena ini akan berkelanjutan, seperti tidak akan ada habis-habisnya.”

Sang guru : “Kalau begitu fahamkan dikau sekarang akan hukum karma bahwasanya apa yang kau tanam akan kau petik!. Namun yang kau petik tidak ada habis-habisnya, padahal semua itu berasal dari sebutir biji jambu.”

Kemudian sang guru menambahkan bahwa semua itu masih sebagian kecil dari fenomena hukum karma, karena Hukum Karma yang hakiki sulit dijangkau bahkan oleh para dewata dan para resi-resi agung sekalipun.

 

\

 

Kembali ke daftar isi Teori Hukum Karma        Kembali ke halaman daftar isi Sastra