Vinneka
Tunggal Eka
asango’ham asango’ham asango’ham punah punah
saccidananda rupo’ham ahamewahamawyayah
“Tak terikat, tak terikat Aku ini, lagi dan lagi; Aku bersifat Pengetahuan dan Karunia Nan Abadi; Aku adalah satu-satunya. Itu adalah Aku, yang tak dapat dikurangi, abadi tak terbinasakan, unsur yang tak pernah berahkir.”
Nitya suddha wimokto’ham nirakaro’hamawayayah
Bhumanada swarupo’ham ahamewahamawyayah
“Abadi, senantiasa murni, senantiasa bebas adalah Sang Aku, tak berwujud adalah wujud-Ku semata, Aku bersifat Maha Hadir, Ananda Karunia Ilahi dalam kesatuan yang tak ter hingga; Aku adalah satu-satunya; Itu adalah Aku, yang tak terkurangkan, abadi tak terbinasakan, unsur yang tak pernah berakhir.”
nityo’ham nirawdyo’ham nirakaro’hamacyutah
paramanandarupo’ham ahamewahamawyayah
“Abadi, tak terhitung jumlahnya, tak berwujud tak terkurangkan adalah Aku, bersifat Karunia Ilahi adalah Aku; Satu-satunya adalah Aku. Itu adalah Aku, yang tak terkurangkan, abadi tak terbinasakan, unsur abadi yang tak pernah berakhir.”
Suddhacaitanyarupo’ham atmarramo’hamewa ca
Akhandanandarupo’ham ahamewahamawyayah
“Aku bersifat cahaya murni dan Aku menikmati di dalam (melalui) Jati Diriku sendiri; Aku adalah Ananda yang tak pernah terpecah-pecah; Aku adalah satu-satunya. Itu adalah Aku, yang tak terkurangkan, abadi tak terbinasakan,unsur yang tak pernah berakhir.”
praryakcaitanyarupo’ham santo’ham prakreth
parahsaswatanandarupo’ham ahamewahamawyayah
“Aku bersifat Cahaya Abadi Intelegensia yang paling dalam; Aku Adalah kedamaian yang berada jauh di atas Semesta; Aku bersifat Ananda yang hadir senantiasa; Aku adalah Yang Satu. Itu adalah Aku, yang tak terkurangkan, abadi tak ter binasakan, dan unsur abadi yang tak pernah berakhir.”
tattwatitah paratma’ham madya titah parah sivah
mayatitah paramjyotirahamewahamawyayah
Aku adalah kebenaran Yang Maha Agung yang berada jauh diatas kebenaran. Aku Adalah Yang Maha Agung dan Mulia. Siwa yang selalu berseberangan dengan sang Maya (delusi); Aku adalah Cahaya Yang Maha Agung dan Mulia, Aku adalah satu-satunya yang hadir. Itu adalah Aku, yang tak terkurangkan, abadi tak terbinasakan, unsur yang tak pernah berakhir.”
nanarupawtito’ham cidakaro’hamacyutah
swaprakasaikarupo’ham ahamewahamwyayah
“Aku beda dengan berbagai nama dan rupa (wujud-wujud) : Pengetahuan Murni adalah satu-satunya Wujud-Ku; Aku adalah Yang tidak terbinasakan; Aku bersifat Kebahagiaan : Aku adalah Satu-satunya. Itu adalah Aku, yang tak yang tak dapat dikurangi, abadi tak terbinasakan, unsur yang tak pernah berakhir.”
mayatatkaryadehadi mama nasyewa sarwada
swa prakasaikaropo’ham ahamewahamawyayah
“Tidak pernah, Aku tak pernah berdelusi ataupun berwujud raga delusi dan mimpi; Aku Adalah Yang Bercahaya dari Diri Ku Sendiri: Aku adalah Satu-satunya. Itu adalah Aku, yang tak dapat dikurangi, abadi tak terbinasakan unsur yang tak pernah berakhir.”
Gunatrayawyatito’ ham brahmadinam ca sakyaham
anantanandarupo’ham Ahamewhamawyayah
“Aku hadir tanpa ketiga guna (satwa, raja dan tamas); Aku adalah Saksi dari Sang Pencipta (Brahma) dan Trimurti (Brahma -Wisnu - Siwa); Aku adalah Ananda Wujud yang tanpa memiliki akhir : Itu adalah Aku, yang tidak berkurang, abadi tak pernah terbinasakan dan unsur yang tak pernah berakhir.”
antaryamiswarupo’ham kutastha sarwago’smyaham
paramatmaswarupo’ham ahamewahamawyayah
Aku adalah Sang Penguasa Dalam, ibarat tempat menempa besi,tidak berubah-ubah,Maha Hadir; dalam bentuk – Ku yang Sejati, Aku adalah Yang Maha Agung dan Yang Maha Mulia; Aku adalah yang Satu. Itu adalah Aku, Yang tidak berkurang, abadi tidak terbinasakan dan unsur yang tidak pernah berakhir.”
dwandwadi saksirupo’ham acalo’ham sanatanah
sarwasaksiswarupo’ham ahamewahamawyayah
“Aku bersifat (hadir sebagai) Saksi dari semua bentuk dwandas (negatif-positif, Im-Yang, pagi-malam dst.); tidak bergerak, termat kuna adalah WujudKu; Aku adalah Saksi abadi dari setiap benda dan perihal; Aku adalah Yang Satu-satunya. Itu adalah Aku, yang tidak dapat berkurang,abadi tidak terbinasakan, dan unsur yang tidak pernah berakhir.”
pragnayakghana ewaham wigyanaghana ewa ca
akartaham abhoktaham ahamewahamawyayah
‘Aku adalah Kesatuan dari Kesadaran; Akupun adalah Kesatuan dari Pengetahuan; Aku senantiasa bukanlah sang pelaku; Aku bukanlah sang penikmat; Aku adalah Yang Satu-satunya. Itu adalah Aku, yang tidak dapat di kurangi, abadi tak terbinasakan dan unsur abadi yang tak pernah berakhir.”
niradharaswarupo’ham sarwadharo’hamewa ca
awasthatrayasaksyasmi cahamewahamawyayah
“Dalam sifatKu Yang Sejati, Aku tidak memerlukan dasar, penunjang maupun sarana dari semua benda dan makluk, bagi semua nama dan rupa; sifatKu serba mandiri, serba berkecukupan, Aku adalah Yang Satu-satunya, yang tdak berkurang, abadi tak terbinasakan dan unsur yang tak pernah berakhir.”
tapatrayawinirmukto dehatrayawilaksanah
awasthattrayaskyasmi cahamewahamawyayah
Aku hadir jauh dari ketiga duka : yang bersifat subyektif, fenomenal, dan kosmis; Aku berbeda dari ketiga raga (raga kasar, raga halus dan raga kasual); Aku adalah Sang Saksi dari ketiga tahap (tahap sadar, tahap mimpi dan tahap tertidur lelap): Aku adalah Satu-satunya. Itu adalah Aku, yang tak dapat dikurangi, abadi dan tidak terbinasakan, unsur yang tak pernah berakhir.”
drgdrsyau dwau padarthaustah parasparawilaksanau
dr gbrahma drsyam mayeti sarwa wedanta dindimah
“Hanya ada dua hal di alam semesta ini yaitu subyek dan obyek (yang menikmati dan yang dinikmati, yang mengalami dan yang dialami, atau yang menyaksikan dan yang disaksikan), mereka ini saling bertentangan bahkan satu satu dengan yang lainnya. Diantara mereka ini, sang subyek (sang penikmat, yang mengalami dan yang menyaksikan) adalah Kebenaran Yang Maha Agung, dan sang obyek (yang dinikmati, yang dialami, dan yang disaksikan) adalah delusi semata, demikian sabda Wedanta.
aham saksiti yo widyad wiwicayaiwam punah punah
sa ewa muktah sa widwan iti wedanta dindamah
“Melalui pengetahuan dan kesadaran, maka seseorang akan menyadari bahwa ia adalah “Sang Saksi”. Insan semacam ini telah mapan di dalam kesatuan “Aku-adalah-Saksi-dan-Kesadaran”, Ia telah berubah bijak dan bebas, demikian sabda Wedanta”.
ghatakudyadikam sarwam mrttikamatrawewa ca
tadwad brahma jagatsarwam iti wedanta dindimah
“Berbagai bejana, piring dan mangkuk dsb. Sebenar-benarnya adalah tanah liat yang di bentuk; demikian pula semesta yang penuh dengan obyek-obyek fenomenal ini, adalah tidak lain dan tidak bukanKebenaran Yang Maha Agung dan Maha Mulia, demikian sabda Wedanta.”
brahmasatyam jaganmithya jiwo brahmaiwa naparah
anena wedyam sacchastramiti wedanta dindimah
“Brahma adalah Kebenaran,dunia yang berisikan berbagai benda dan makluk ini adalah kepalsuan, unsur egosenttris yang membeda-bedakan ini (yaitu sang jiwa), pada intinya adalah Sang Brahman itu sendiri. Ilmu yang memahami Kebenaran ini adalah ilmu yang paling sejati, Ilmu dari segala ilmu, demikian sabda Wedanta.”
antarjyotih bahirjyotih prakyatjyothi parat parah
jyotirjyotih swayam jyotih atma jyotih siwo’smyaham
“Aku adalah adalah cahaya yang bersinar di dalam, Aku adalah cahaya yang bersinar di luar, di kedalaman yang paling dalam dari Diriku, Aku adalah cahaya yang hadir di luar Keabadian . . . jauh di luar! (Aku adalah) cahaya dari semua cahaya, cahaya yang bersinar dari Diriku sendiri . . Siwa adalah Aku . . . Kesucian adalah Aku (tak ternoda oleh batas – batas duka) . . . Aku adalah Itu . . Aku adalah Itu!!!
OM SHANTI SHANTI SHANTI
OM TAT SAT.
Disarikan ke dalam Bahasa Indonesia yang sederhana oleh mohan.m.s (Cisarua, Juli 2003)