SHANTIGRIYA

Sejarah Candi-Candi di Indonesia

 

III.  JAWA BARAT, DKI, DAN BANTEN

 A. CANDI CANGKUANG

Terletak di Jawa Barat, dan merupakan satu-satunya candi kecil yang tersisa dalam keadaan baik. Ukuran candi ini sekitar 4 x 4 meter, tanpa arca, konon arcanya telah dipindahkan ke Museum Taman Nasional. Candi ini dijaga oleh sekitar delapan atau sepuluh rumah tradisional yang bercat putih yang para penghuninya hidup ala Suku Baduy di Banten. Penduduk asli ini mengakui bahwa dirinya sebagai turunan para laskar Prabu Siliwangi.

Mereka masih sangat disiplin dalam menjalankan kehidupan mereka yang terkesan lain sekali dari penduduk sekitarnya yang beragama dan bertradisi lain. Candi Cangkuang terletak diantara Bandung dan Garut, tepatnya disekitar daerah Leles. Turun di Leles kemudian dengan ojek atau kendaraan umum menuju ke danau di daerah bawah Jalan Raya. Setelah sampai di tepi danau kita harus menyebrangi danau dengan getek (perahu sampan dari bambu yang panjang), sebuah perjalanan yang cukup menawan. Tidak banyak yang dapat diketahui dari penduduk asli mengenai candi ini, karena mereka lebih suka tidak berhubungan dengan para pengunjung candi ini. Namun begitu replika candi ini secara tepat telah dibangun di Pura Gunung Salak, daerah Bogor oleh umat Hindhu Bali. Pura ini menjadi unik karena disamping bangunan utama yang terdapat di Bali, didirikan juga Candi Cangkuang (kembarannya) sesuai dengan wangsit yang diterima oleh pendiri pura ini. Candi Cangkuang aslinya beraliran Shiwa.

Ada beberapa situs-situs lainnya yang masih dalam keadaan berantakan yaitu di salah satu daerah Karawang, kemudian di Desa Cangkuang (daerah Rancaekek) jadi bukan cangkuang yang diatas, (hanya sama nama saja), dan diperkirakan sekitar perbatasan Jawa Barat, dan Banten, namun semuanya masih merupakan gundukan batu bata yang belum tertata sama sekali. Peninggalan lainnya di Jawa Barat tersisa dalam legenda-legenda kuno, dan beberapa prasasti penting beserta tapak kaki Raja Mulawarman yang ditemukan disekitar daerah Tugu, Cisarua (Puncak), yang kesemuanya telah berada di Museum-museum di Jakarta, kecuali prasasti Batu Tulis di Jalan Batu Tulis Bogor yang pernah menghebohkan karena digalinya situs sekitar prasasti ini oleh menteri agama pada tahun 2002, di bulan agustus demi mencari harta karun peninggalan Prabu Siliwangi. Setelah dihujat masyarakat banyak penggalian situs ini dihentikan dengan permintaan maaf oleh sang menteri.

Kalaupun ada sedikit peninggalan maka kompleks gua Sunyaragi di Cirebon, boleh dikunjungi walaupun sudah lain bentuknya dari yang asli dan tidak banyak peninggalan purbakalanya. Lebih baik mengunjungi museum pusat di Jalan Merdeka Barat, yang terletak di seberang Monas, lebih banyak peninggalan koleksi dari seluruh Nusantara di museum ini dari pada dimana saja. Keraton Cirebon merupakan sisa-sisa peradaban Hindhu yang layak diteliti.

 

B. MUSEUM FATAHILAH

Terletak di daerah Jakarta Kota, tepatnya di daerah Stasiun Kota, mudah dicapai dengan berbagai kendaraan umum termasuk mikrolet. Museum ini diapit oleh Museum Wayang dan Museum Keramik, semua museum ini memuat benda-benda bersejarah dari segala zaman termasuk sedikit koleksi penting dari Jawa Barat. Perhatikan jam-jam buka museum ini, karena selalu berubah-ubah setiap waktu disamping jam buka yang teramat sempit dan bervariasi sesuai hari.

 

C. GEDUNG ARSIP NASIONAL

Di Jl. Gajahmada, kawasan kota, yang juga sangat mudah dicapai dengan berbagai kendaraan umum, dapat membantu menelusuri sisa-sisa peninggalan sejarah diseluruh Nusantara.

 

D. MUSEUM JAWA BARAT

Terletak di Bandung, yang terletak dekat ujung jalan Oto Iskandardinata, memuat berbagai peninggalan kuno yang ditemukan di Jawa Barat, sayang museumnya sangat sederhana.

 

E. MUSEUM BANTEN

Terletak di Banten Lama, Serang, Propinsi Banten, dan juga sedikit sisa Kerajaan Hindu di kompleks kota tua ini baik untuk di kunjungi, lokasi cukup mudah dicapai melalui jalan Tol Jakarta-Merak dengan berbelok kearah Serang atau Banten Lama. Sisa Keraton di Banten yang mirip bangunan di Bali, merupakan museum hidup peninggalan Jawa Barat, namun lebih banyak legenda-legenda yang tertinggal, tidak banyak rahasia sejarah Jawa Barat yang diketahui umum, mungkin tidak boleh disebarkan. Dapat dikunjungi hampir setiap saat.

 

 

kembali ke halaman utama Sejarah Candi                    kembali ke halaman induk Shanti Griya